Kamis, 14 Oktober 2010

Hal yang Menyenangkan Sekaligus Menyakitkan

Satu tahun terakhir ini, Zhika mengeluh ingin mengakhiri hubungan dengan kekasihnya. Dihantui terus menerus oleh perasaan bosan dan dia harus terbelenggu karena kekasihnya tetap menolak ketika Zhika melontarkan kata putus tiap mereka bertengkar. Hari demi hari mereka lalui tanpa ada suasana baru yang membuat Zhika terpaksa tetap menyayangi kekasihnya.
Apakah itu arti sebuah kesetiaan? Dengan “TERPAKSA’ harus menyayangi kekasihnya? Satu hal yang harus kita ketahui, cinta tidak bisa dipaksakan. Walaupun kita tetap memperjuangkan kesetiaan yang harus kita jalani, harusnya juga penuh dengan cinta dan kasih sayang bukan karena terpaksa. Justru keterpaksaan menyayangi kekasihnya sendiri akan membuat kita nekad untuk mencari sesosok pengganti yang lebih baik dari kekasihnya. Mustahil mencintai seorang kekasih dengan menyisipkan kata ‘APA ADANYA”. Karena kata itu merebak dimana-mana dan hampir tidak berlaku lagi bagi yang tidak mempercayainya. Cinta itu bersyarat dan nyata adanya. Pernah mendengar seseorang mengatakan  ‘Aku mencintaimu apa adanya’. Kita mencintai seseorang melalui sudut pandang apapun juga tetap dikatakan bersyarat. Walaupun ‘hati’ yang jadi sasarannya. So, tersenyumlah jika ada seseorang yang mencintai kita dengan menyisipkan kata ‘APA ADANYA’. Kesetiaan tidak akan dibalas dengan pengkhianatan jika kita tidak terpaksa mencintai dan menyayangi kekasih kita…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar ^_^

Blog ArtikeL

Blog Tetangga