Jumat, 27 Mei 2011

Gothic Not SATAN-ism

SUKA GOTHIC BUKAN BERARTI PENGIKUT SATAN-ISM PANDANGAN, SENI, BUDAYA atau GAYA HIDUP?
MASIH banyak orang yang berpikiran picik tentang gothess (pecinta gothic). Seorang gothess dekat dengan setan dan diidentikkan sebagai pengikut setan. Wow… Tak kenal maka tak sayang. Oleh sebab itu, saya mencoba untuk menyelami seputar gothic dan para gothess-nya. Memang karakter goth-freak selalu punya kesan misterius, hitam, gelap dan sulit ditebak, namun, itulah yang membuat gothic terlihat BEDA…!
Anggapan gothic itu punya kaitan dengan suicidal, satan-ism, kekerasan, perang dan lain sebagainya merupakan opini yang salah besar. Para gothess bisa bersosialisasi dengan masyarakat di sekitarnya. Mereka menganggap gothic itu other world, di mana mereka bisa mengekspresikan sisi lain dari dirinya, di mana mereka bisa bertukar pikiran dengan orang yg punya idealis dan cara pandang sama, di mana mereka bisa bersuara dan menunjukkan kebebasannya. Penampilan gothess memang berbeda di habitat asli sehingga wajar bila orang awam menganggap mereka ANEH!!!

Gothic juga memilik sejarah dan gothic pun bukan sekadar komunitas tanpa dasar. Kata gothic itu sendiri datang dari nama sebuah suku bernama Visigoth dari Jerman. Kaum Barbar yang bikin kerajaan Romawi kocar-kacir. Terus berkembang lagi jadi gaya arsitektural yang gelap dan gloomy ala Eropa Barat abad ke-12 sampai 16. Gerakan awal dimulai dari sebuah Nightclub pada awal 1980-an di Inggris. Lalu berkembang dengan cara “nebeng” menjadi salah satu komponen punk rock. Dan, dengan komunitas paling besar di California.

Penampilan gothic yang dark dan megah juga berpengaruh terhadap arsitektur gereja-gereja, kuburan bahkan bangunan rumah tua, jadi wajar bila saya bilang gothic itu peradaban, karena memiliki nilai sejarah, bahkan mempengaruhi kehidupan manusia.
Di Indonesia tak terlalu nampak hal-hal mengenai gothic dan masih sedikit para gothess-nya. Tapi, di luar negeri gothic sangat di kenal, bahkan banyak factory outlet (distro) yang menjual all items about gothic, mulai dari korset ala gothic, boot, gaun, sepatu, sampai tersedianya peti-peti mati dengan nuansa gothic.
Gothic is culture? hmm.. masih sulit untuk dijelaskan, semua kembali ke pribadi masing-masing dalam menilai gothic. Ada sebagian pihak yang menganggap gothic untuk keren-kerenan saja. Lewat gothic mereka ingin dianggap hebat, dianggap “wah”, dianggap punya kekuasaan. Di Indonesia masih terdapat distorsi about gothic. Masih banyak yang sedikit tahu tentang gothic dan menjadi seorang gothess hanya untuk terlihat keren, wah dan beda, dijadikan sebagai publisitas diri. Sehingga masih banyak pula masyarakat yang perpandangan ‘miring’ about gothic karena para gothess yang asal gothess dalam berpenampilan dan berperilaku.
Gothess tidaklah segelap dan sejahat yang terlihat. Para gothess sebenarnya adalah orang anti-kekerasan, penyayang, cinta damai dan care dengan semua orang.
Para gothess banyak yang menulis kalau mereka mengalami depresi, desperate, keluarga yang disfungsional, masa kecil yang kelam, marah, kecewa, sedih dan benci. Percaya atau tidak, semuanya ini ditulis di dalam 640 web yang ada di dalam gothic web ring, dan isinya rata-rata sama. Kebanyakan gothess memang menyukai main game-game RPG (role-playing game), bukannya karena ‘cupu’ atau memiliki fantasi yang berlebihan, tetapi dikarenakan adanya tantangan kreatif dan mengasah otak di dalamnya.

Referensi: wikipedia, gothic web ring

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar ^_^

Blog Tetangga